Karena beda antara kau dan aku sering jadi sengketa
Karena kehormatan diri sering kita tinggikan di atas kebenaran
Karena satu kesalahanmu padaku seolah menghapus sejuta kebaikan yang lalu
Wasiat Sang Nabi itu rasanya berat sekali:
“Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara”
jasad-jasad yang berhimpun dalam gerak kerja,
jasad-jasad yang punya cita-cita tinggi,
Namun,
jasad-jasad ini sukar sekali bertemu,
untuk mencari titik persamaan,
untuk menerima apa adanya pada kita.
saban hari jasad-jasad ini bertemu,
tanpa rasa,
tanpa perkataan.
semua saling menyimpan rasa.
sedang mulut petah berbicara tentang ukhuwah.
Sayang seribu kali sayang,
jasad-jasad ini sukar sekali bertemu,
untuk mencari titik persamaan,
untuk menerima apa adanya pada kita.
daie juga manusia tahu?
punya rasa manusiawi.
andai bisa menjaga hati 'manusia biasa',
mengapa tidak sesama keluarga kita?
Mungkin lebih baik kita berpisah sementara, sejenak saja
menjadi kepompong dan menyendiri berdiri malam-malam,
bersujud dalam-dalam bertafakkur bersama iman yang menerangi hati
hingga tiba waktunya menjadi kupu-kupu yang terbang menari
melantun kebaikan di antara bunga, menebar keindahan pada dunia.
Lalu dengan rindu kita kembali ke dalam dekapan ukhuwah
mengambil cinta dari langit dan menebarkannya di bumi
dengan persaudaraan suci, sebening prasangka, selembut nurani,
sehangat semangat, senikmat berbagi, sekokoh janji. -DDU-